Sabtu, 09 Agustus 2014

SPERMATOGENESIS




            Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian di simpan di epididimis.
            Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epiteliun germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Yang terdiri dari sejumlah sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogenium = tunggal).
            Spermatogenia tipe A membelah secara metosis menjadi spermatogenia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosis primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Dimana spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
            Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Yang  mengandunbg enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.  Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar