Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya pada
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian di simpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat
dan jaringan epiteliun germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada
saat spermatogenesis. Yang terdiri dari sejumlah sel epitel germinal (sel
epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogenium = tunggal).
Spermatogenia tipe A membelah secara metosis menjadi
spermatogenia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah
melewati beberapa minggu, setiap spermatosis primer membelah secara meiosis
membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
Dimana spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses
perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk
pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah
spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.
Pada bagian membran permukaan di
ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Yang mengandunbg enzim hialuronidase dan proteinase
yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena
adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan
makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar