Sabtu, 09 Agustus 2014

AMENORRHEA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang menakjubkan bagi manusia. Dimana terdapat janin yang tumbuh dan berkembang pada rahim ibu setelah melalui beberapa proses tertentu. Dari kehamilan ini, pasti ada tanda-tanda dari kehamilan tersebut. Salah satunya adalah amenore.
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenore primer, sedangkan jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.

1.2     RUMUSAN MASALAH

1.      Definisi Amenore
2.      Etiologi (Penyebabnya)
3.      Gambaran Klinis
4.      Uji Laboratorium
5.      Penatalaksanaan

1.3     TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Komunikasi dan Konseling mengenai AMENORE.
1.4         MANFAAT PENULISAN
§  Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi tau dan mengerti mengenai apa itu amenore.
§  Bagi Tenaga Kesehatan (khususnya BIDAN)
Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai amenore yang bisa dijadikan panduan untuk penyuluhan.
§  Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
AMENORE

2.1         DEFINISI AMENORE
A.    Primer
1.      Tidak mengalami menstruasi hingga usia 14 tahun, walaupun telah ada perkembangan dan pertumbuhan normal karakteristik seksual skunder. Menstruasi biasanya dimulai 12 bulan setelah tumbuh rambut pubis.
2.      Tidak mengalami menstruasi hingga usia 16 tahun, terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan normal, serta munculnya karakteristik seksual skunder.
B.     Sekunder
Tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi.

2.2       ETIOLOGI (PENYEBABNYA)
A.     Amenore Primer
1.      Kromosom abnormal
2.      Defek anatomis
a.    Himen imperforate
b.    Agenesis vagina
3.      Stress emosional
4.      Aktivitas berlebihan
5.      Bulimia atau anoreksia
B.     Amenore Skunder
1.      Kehamilan
2.      Menopause
3.      Gangguan kelenjar hipofisis
4.      Obesitas
5.      Gangguan pola makan
6.      Aktivitas berlebihan
7.      Penurunan berat badan dalam waktu cepat
8.      Penggunaan kontrasepsi oral atau Depo-Provera
9.      Stress
10.  Penyakit tiroid
11.  Penyakit ovarium polokistik
12.  Beberapa obat, termasuk Depo-Provera

2.3       GAMBARAN KLINIS
A.     Riwayat
1.      Riwayat menstruasi
2.      Riwayat kontrasepsi
3.      Riwayat seksual
4.      Gejala galaktorea
5.      Riwayat perkembanhan seksual dalam keluarga
6.      Obat-obatan
7.      Sumber stress emosional
8.      Gejala klimakterium
9.      Riwayat penyakit kronik
10.  Berat badan saat ini dan berat badan satu tahun yang lalu
B.     Pemeriksaan fisik
1.        Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
2.        Periksa irama dan frekuensi jantung untuk mengkaji palpitasi
3.        Periksa payudara terhadap
a.    Pertumbuhan
b.    Rabas (warna seperti susu atau jernih, gelap atau terang, kental atau encer)
4.        Lakukan pemeriksaan vagina untuk mendeteksi :
a.    Himen imperforate
b.    Atrofi vagina
c.    Tidak adanya mucus serviks
5.        Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mendeteksi :
a.    Pembesaran uterus
b.    Kista ovarium yang membesar

2.4       UJI LABORATORIUM
A.      Primer : kariotipe kromosom
B.       Human chorionic gonadotropin (hCG)
C.       Uji sensitive kehamilan
D.      Kadar prolactin
E.       Kadar TSH (thyroid-stimulating hormone)
F.        Kadar FSH (follicle-stimulating hoemone)
G.      Kadar LH (luteinzing hormone)
H.      Dehidroepiandrosterone sulfat (DHEAS)
I.         Hitung darah lengkap dengan gambaran metabolic menyeluruh untuk menguji adanya dagaan gangguan pola makan
J.         Testosterone serum bila pasien tergolong hipertrikosis
K.      Pulasan Papanicolau

2.5         PENATALAKSANAAN
A.     Uji laboratorium
1.      Bila hCG positif pada darah dan urine, jelaskan kepada pasien bahwa ia hamil.
2.      Bila kadar TSH meningkat, lakukan uji panel tiroid dan rujuk pasien bila perlu untuk nendeteksi hipotiroidisme primer.
3.      Bila kadar prolactin di atas 20 mg/ml dan semua hasil uji lainnya negative, berikan Parlodel 2,5 mg setiap hari; bila kadar di atas 80 mg/ml, minta untuk dilakukan uji magnetic resonance imaging (MRI) atau bila ada gambaran coned-down sela tursika. Pasien mungkin menderita tumor hipofisis :
a.    Bila salah satu gambar abnormal, rujuk pasien untuk pengujian lebih lanjut.
b.    Bila sela periksa tampak normal, berikan Parloder untuk menurunkan kadar prolactin tetap di atas 30 mg/ml setelah 2 bulan, rujuk untuk konsultasi.
4.      Bila pasien berusia 40 tahun atau lebih mengalami peningkatan kadar FSH; LH, jelaskan kepada pasien bahwa ia telah menopause.
5.      Bila pasien berusia kurang dari 40 tahun mengalami peningkatan kadar FSH, pertimbangkan kegagalan fungsi ovarium dan singkirkan dugaan gangguan endokrin.
6.      Bila kadar DHEAS meningkat atau rasio TSH:FSH adalah 3:1 atau lebih, evaluasi pasien terhadap sindrom polikistik ovarium.
7.      Bila uji HCG darah negatif :
a.    Berikan 5-10 mg medroksiprogesteron asetat (provera) per oral selama 5-10 hari, 400 mg Prometrium (empat tablet 100 mg), atau 100-200 mg progesterone dalam minyak per IM.
b.    Bila pasien aktif secara seksual, lakukan uji kehamilan sebelum pemberian Provera atau Prometrium.
1)   Bila terjadi withdrawl bleeding setelah pemberian Provera, minta pasien untuk menghubungi dokter. Bila menstruasi tidak terjadi dalam 90 hari; pasien termasuk anovulatorik. (untuk melindungi pasien dari efek estrogen yang tidak terbatasi, diperlukan menstruasi setiap 3-4 bulan). Pertimbangan pemberian terapi pil KB. Bila diinginkan, pasien mengembalikan siklus tersebut dengan konsumsi progestin selama 10-12 hari setiap 1, 2, atau 3 bulan.
2)   Bila tidak terjadi withdrawl bleeding
a)    Berikan pil KB yang memiliki aktivitas yang tinggi pada endometrium selama 2-3 siklus.
b)   Berikan Estrace 1-2 mg atau Premarin 0,625-2,5 mg per oral selama 25 hari. Berikan 5-10 mg Provera per oral selama 2-3 siklus. Bila tidak terjadi perdarahan, ulangi prosedur sekali lagi.


B.     Pemeriksaan fisik
1.      Bila rabas keluar dari payudara (biasanya bilateral) lihat penjelasan Galaktorea dalam bab 4.
2.      Lakukan pemeriksaan fisik normal pada pasien yang belum mendapatkan menstruasi hingga usia 16 tahun, tanpa memperhatikan ciri-ciri seksual skunder. Juga rujuk pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut.

























BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka di-sebut amenore primer, sedangkan jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.

3.2       SARAN
            Para wanita jika ada tanda-tanda amenore, segeralah diperiksa ke dokter atau bidan yang terdekat dengan anda guna mendeteksi dini adanya tanda bahaya.
           

















DAFTAR PUSTAKA

Morgan, Gery dan Carole Hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. ECG : Jakarta




























SKENARIO TENTANG
AMENORE

Judul              : Amenore pada remaja ternyata pemeriksaan PP Tes (+)
Pemain           : Remaja, ibu dari remaja dan bu bidan

Pada suatu hari, seorang remaja wanita cemas karena sudah lebih dari 2bulan belum menstruasi juga.
Remaja: (melihat kalender) Duuuhh, sudah tanggal segini kok belum mens juga yah? (cemas)
Ibu       : Kenapa kamu nak kok murung gitu mukanya ?
Remaja: Bu, sudah  tanggal segini saya koq belum mens juga ?
Ibu       : Waduhh kenapa tho nduk? Sudah telat berapa hari?
Remaja: 2bulanan bu..
Ibu       : (mulai cemas) ayo diperiksakan saja ke bu bidan.
Remaja: hemm emm gak usah buk.
Ibu       : kenapa gak usah? Kan biar tau penyebabnya kenapa. Sudah ayo ikut ibu.
            Kemudian ibu dan anak tersebut berangkat ke bidan terdekat.
Ibu       : Assalamu’alaikum bu bidan
Bidan  : Wa’alaikumsalam, silahkan masuk buk..
Ibu       : Ohh iya bu, makasih
Bidan  : Silahkan duduk buk, mbak.. Ada yang bisa saya bantu ?
Ibu       : Gini lo bu bidan. Anak saya sudah 2bulan ini katanya belum mens  juga. Kenapa yah bu?
Bidan  : hemm… kalo gitu saya periksa dulu anaknya. Mari dek, saya periksa dulu.
            Dengan rasa takut dan cemas si remaja tersebut pun diperiksa kencingnya oleh bu bidan.
Saat pemeriksaan…………..
Bidan  : Silahkan kencing dulu di kamar mandi, nanti kencingnya ditaruh di tempat ini yah mbak.. (sambil memberikan tempat urin)
Remaja: Iya bu.. (pergi ke kamar mandi)
            Beberapa saat kemudian……………….
Remaja: Ini bu kencingnya
Bidan  : Ya taruh disitu saja mbak
            Kemudian bidan memeriksa urine remaja tersebut dengan tes kehamilan. Ternyata hasil pemeriksaannya menunjukkan adanya dua strip pada test pack, itu menunjukkan bahwa remaja tersebut positif (+) hamil.
Ibu       : Bagaimana hasil pemeriksaannya bu bidan? Anak saya gak kenapa-kenapa kan?
Bidan  : hemm…. Mohon maaf bu sebelumnya saya ingin bertanya pada anak ibu. mbak, apa kamu pernah berhubungan seks?
Remaja: (hanya menunduk dan terdiam)
Ibu       : nak, kenapa gak dijawab? Pernah apa gak?
Remaja: (tiba-tiba dia menangis) mmm… iya pernah bu..
Ibu       : (terkejut) astaghfirullah!! Kamu koq seberani itu tho nduk berbuat seperti itu. Kamu tu belum menikah, belum cukup umur juga untuk melakukan itu. Kecewa ibu sama kamu.
Remaja: saya begini karena dipaksa oleh pacar saya buk. Kalau saya melawan permintaan dia, saya takut akan diputusin sama dia.
Ibu       : tapi kenapa kamu mau aja? Ibu kan sudah pernah bilang, boleh pacaran asal pacaran yang sehat dan tau batasan. Kalau kamu diputusin, yaudah kan bisa cari lagi yang lebih baik tanpa harus merelakan keperwananmu direnggut sama dia.
Remaja: iya bu maaf.. hu hu huuuu.
Bidan  : sudah bu, ibu tenang. Ibu boleh kecewa, tapi kita tak bisa melawan takdir Allah yang sudah terjadi. Ini semua gak sepenuhnya salah anak ibu. Sudah diterima saja apa adanya bu. Kalau bisa minta pertanggungjawaban dari pacarnya anak ibu. Dia harus segera menikahi anak ibu. Mbaknya juga terima saja apa yang sudah terjadi. Jangan terlalu dipikirkan. Jaga janin dikandungan mbak ini dengan baik.
Ibu       : lalu gimana dengan suami saya? Saya takut suami saya akan marah mendengar soal ini.
Bidan  : ibu bisa bicara baik-baik ke suami ibu. Beri pendekatan dan pengertian agar suami ibu bisa menerima. Insya’Allah, kalau sudah diberi pengertian yang baik suami ibu akan menerima. Toh ini juga keturunan ibu dan suami ibu yang mewarisi keluarga ibu kelak.
            Ibu pun mulai menerima kenyataan yang terjadi pada anaknya.
Bidan  : ibu sudah bisa terima kan? Mungkin ini semua ujian dari Allah agar ibu bisa lebih ikhlas menerima kenyataan.
Ibu       : iya bu bidan. Ya sudah bu, saya dan anak saya mau pulang dulu.
Bidan  : iya bu. Tolong dijaga yah anaknya. Jangan beraktivitas yang berat-berat. Perbanyak istirahat. Makanannya juga dijaga. Kalau ada apa-apa, mbaknya bisa ke saya lagi. Ini saya kasih buku KIA. Mbaknya bisa baca hal-hal yang bisa menjaga kehamilan mbak. Sudah jangan terlalu dipikirkan ya mbak.
Remaja: iya bu bidan.
Ibu       : iya sudah. Mari bu bidan.
Bidan  : mari buk…
            Ibu dan anak tersebut pun kembali ke rumahnya.

~SELESAI~

                                                                                                                                                        
















1 komentar: