Sabtu, 09 Agustus 2014

BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) - TBC



BAB I
PENDAHULUAN

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Seperti halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC juga melalui udara. Penyakit tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak segera dilakukan penanganan. Di Indonesia, penanganan sejak dini sudah dilakukan dengan memberikan paket imunisasi BCG pada balita. Namun demikian, belum sepenuhnya Indonesia 100% terbebas dari penyakit ini.
Kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan mengenal penyakit ini. Dengan gejala awal batuk yang kemudian disertai dengan demam, kadang-kadang masyarakat masih mengangap itu hanya penyakit biasa dan tidak mau melakukan pemeriksaan secara lebih intensif untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang gejala yang dirasakannya. Dan ketika batuk tidak berhenti selama 2 minggu dan keadaan semakin parah yang kadang-kadang batuk yang disertai dengan darah, yang menandakan penyakit sudah parah barulah melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Mycobacterium Tuberculosis adalah bakteri penyebab dari penyakit TBC, kuman ini berbentuk batang yang mengelompok atau disebut berkoloni. Kuman ini paling sering menyerang organ pernafasan atau paru-paru, walaupun masih bisa menyerang organ tubuh yang lain. Infeksi primer dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki kekebalan terhadap basil ini. Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah singkatan dari tubercles bacillus. Jadi antara TBC dan TB adalah penyakit yang sama.
Dengan penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari organ pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau hembusan udara yang melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang bertebaran di udara akan terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui pernafasan dan masuk kedalam paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe paru. Dari limfe inilah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ tubuh yang lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf pusat, sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang menimbulkan gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung dari bagian mana yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang bagian tulang belakang maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada bagian tulang belakang. Dan apabila bakteria menyerang bagian organ ginjal maka, penderita mungkin akan mengalami masalah kencing darah.
Manusia mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan bakteria ini, sistem imunitas akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari mulai terjangkit Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan dihasilkan untuk melawan bakteria dan “ membungkusnya”. Jika bakteri ini mati, berarti kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah TBC. Tetapi jika tidak, maka ia akan menjadi tidak aktif dan akan berada dalam tubuh selama beberapa tahun. Dalam hal ini anda dikategorikan terjangkit TBC tetapi tidak mengalami masalah dan tidak menulari orang lain.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1       DEFINISI BTA(BAKTERI TAHAN ASAM)-TBC
Tbc atau penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang sampai saat ini tingkat prevalensinya masih tinggi di berbagai Negara. Pengertian Tbc adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang nama ilmiah adalah Mycobacterium tuberculosis. Ini pertama kali diisolasi pada tahun 1882 oleh seorang dokter Jerman bernama Robert Koch yang menerima Hadiah Nobel untuk penemuan ini. Perlu menjadi catatan bahwa singkatan yang tepat untuk tuberkulosis adalah tb, namun masyarakat awam di Indonesia telah lama mengenalnya dengan sebutan tbc. Tbc paling umum mempengaruhi paru-paru tetapi juga dapat melibatkan hampir semua organ tubuh. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja tbc dapat diobati dengan sukses dengan antibiotik.
Ada juga kelompok organisme disebut tuberkulosis sebagai atipikal. Ini melibatkan jenis bakteri yang dalam keluarga Mycobacterium. Seringkali, organisme ini tidak menyebabkan penyakit dan disebut sebagai "penjajah" karena mereka hanya hidup bersama bakteri lain dalam tubuh kita tanpa menyebabkan kerusakan. Pada saat, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi yang kadang klinis seperti tbc khas. Ketika terjadi infeksi mikobakteri atipikal, mereka sering sangat sulit untuk sembuh. Seringkali, obat terapi untuk organisme ini harus diberikan selama satu setengah sampai dua tahun dan membutuhkan beberapa obat.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal.
Mycobacterium tuberculosis, pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882, termasuk Ordo Actinomycetales Familia Mycobacteriaceae, Genus Mycobacterium dan mempunyai banyak spesies. Penyakit yang ditularkan oleh basil tersebut dikenal dengan sebutan TBC atau Tb-paru. Kuman TBC masuk ke paru-paru melalui pernafasan (aerosol) (Girsang, 2002).


Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara lain banyak yang merupakan saprofit.
Bakteri-bakteri dari genus Mycobacterium dan spesies-spesies tertentu dari genus Nocardia mengandung sejumlah besar zat lipoid (berlemak) di dalam dinding-dinding selnya. Hal ini mengakibatkan dinding sel tersebut relatif tidak permeable terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel-sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode-metode pewarna biasa. Kedua genus tersebut mengandung spesies-spesies yang patogenik bagi manusia. Bakteri yang paling dikenal diantaranya adalah M. tuberculosis, penyebab penyakit tuberculosis dan M. leprae penyebab penyakit lepra. Menunjang diagnosis penyakit-penyakit tersebut, bakteri penyebabnya harus dapat diisolasi dari spesimen si sakit dan dibuat tampak serta mudah dibedakan dengan bakteri-bakteri yang lain. Akibat sifat dinding selnya yang demikian itu maka untuk memenuhi tujuan tersebut harus digunakan pewarna khusus (Hadioetomo, 1993).
Teknik pewarnaan khusus itu disebut juga pewarnaan tahan asam, mula-mula dikembangkan oleh Paul Ehrlich pada tahun 1882 ketika meneliti M.tuberculosis. Prosedur pewarnaan yang umum digunakan pada masa kini merupakan hasil perbaikan teknik Ehrlich yang asli, yaitu pewarna Ziehl-Neelsen, dinamakan menurut kedua orang peneliti yang mengembangkannya pada akhir 1800-an. Prosedur ini menggunakan pewarna utama dengan pemanasan, dan biru metilena Loeffler sebagai pewarna tandingan. Modifikasi teknik ini yang berkembang kemudian, perlakuan panas diganti dengan penggunaan pembasah (suatu deterjen untuk mengurangi tegangan permukaan lemak) untuk menjamin penetrasi, pewarna yang mengandung bahan pembasah ini disebut pewarna Kinyoun (Hadioetomo, 1993).
Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri menahan zat warna tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam etanol 95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang sangat intensif dan jangan dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam prosedur pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang dindingnya tidak bersifat terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat dengan mudah dipucatkan oleh alkohol-asam dan karenanya dikatakan tak tahan asam. Tercucinya karbol fuksin dapat diperagakan oleh terserapnya pewarna tandingan biru metilen oleh sel, sehingga bakteri tersebut tampak biru (Hadioetomo, 1993).
Pewarnaan Ziehl Neelsen menurut Kurniawati 2005, larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan, kemudian dipanaskan di atas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutupi seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Bakteri tahan asam akan mempertahankan warna pertama yang diberikan. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis memiliki ciri khas yaitu dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4x3 µm. Perbenihan buatan, terlihat bentuk kokus dan filamen. Mikobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai Gram positif atau Gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95% etil alkohol yang mengandung 3% asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna bakteri kecuali mikobakteria. Sifat tahan asam ini tergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam. Dahak atau irisan jaringan, mikobakteria dapat diperhatikan karena memberi fluoresensi kuning-jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin) (Annonimous, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Dwidjoseputro, 1994). Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri (Sutedjo, 1991).
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan 3 spesimen sputum Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Pelaksanaan pengumpulan sputum SPS yaitu :
1.      S (sewaktu), sputum dikumpulkan pada saat suspek TB datang pertama kali. Saat pulang suspek membawa sebuah pot sputum untuk sputum hari kedua.
2.      P (pagi), sputum dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua segera setelah bangun tidur.
3.      S (sewaktu), sputum dikumpulkan di UPK pada hari kedua saat menyerahkan sputum pagi.
Sediaan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali dengan meneteskan minyak emersi tanpa menyentuh sediaan untuk mencegah transfer BTA antar sediaan. Pelaporan jumlah BTA sesuai dengan skala IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung Diseases) yaitu :
• Negatif (-), tidak ada BTA dalam 100 lapangan pandang.
• Meragukan (ditulis jumlah kuman yang ditemukan), 1-9 BTA dalam 100 lapangan pandang.
• Positif 1 (+), 10 – 99 BTA dalam 100 lapangan pandang
• Positif 2 (++), 1-10 dalam 1 lapangan pandang minimal dibaca 50 lapang pandang.
• Positif 3 (+++), >10 BTA dalam 1 lapangan pandang minimal dibaca 20 lapang pandang (Saad, 2005).
Biakan perbenihan untuk biakan primer mikobakteria sebaiknya meliputi perbenihan nonselektif dan perbenihan selektif. Perbenihan selektif mengandung antibiotik untuk mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri dan jamur. Terdapat tiga formulasi umum yang dapat dipergunakan untuk perbenihan selektif maupun nonselektif (Annonimous, 2008).
Sifat-sifat pertumbuhan mikobakteria adalah aerob obligat dan mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Kenaikan tekanan CO2 meningkatkan pertumbuhan. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain. Waktu penggandaan basil tuberkel adalah sekitar 12 jam. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang patogen (Annonimous, 2008).
Reaksi terhadap faktor fisik dan kimia mikobakteria cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Zat-zat warna (misalnya hijau malakit) atau antibiotika (misalnya pinisilin) yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri lain dapat dimasukkan ke dalam perbenihan tanpa menghambat pertumbuhan basil tuberkel. Asam dan basa memungkinkan sebagian basil tuberkel yang terkena tetap hidup, sifat ini dipergunakan untuk memekatkan bahan pemeriksaan dari klinik dengan membunuh sebagian organisme lain yang mengkontaminasi. Basil tuberkel cukup resisten terhadap pengeringan dan dapat hidup lama dalam dahak yang kering (Annonimous, 2008).
Berikut ini adalah prosedur dan langkah-langkah meneliti bakteri tahan asam:
A.    Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Bakteri Tahan Asam (BTA) adalah pipet tetes, mikroskop, objek glass, jarum ose dan pembakar spirtus. Bahan yang digunakan adalah sputum (dahak), alkohol asam 3%, carbol fuchsin 0,3%, aquades dan methylen blue.
B.     Metode
1.      Preparat dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu dengan membersihkan kotoran dengan alkohol pada objek glass lalu sputum diletakkan di atasnya dengan menggunakan jarum ose (dalam keadaan aseptis) setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian difiksasi.
2.      Objek glass yang kering ditetesi carbol fuchsin 0,3% dan dipanaskan selama 5 menit tetapi jangan sampai mendidih.
3.      Cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
4.      Tetesi dengan alkohol asam 3%, lalu cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
5.      Tetesi dengan methylen blue, didiamkan selama 20 – 30 detik kemudian dicuci dengan menggunakan aquades mengalir, keringkan dan amati dibawah mikroskop.
C.   


skema kerja.jpg

Skema Kerja









2.2       PENULARAN TBC
Sumber penularan adalah penderita TB yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA positif). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini (berukuran diameter 1-5 µm) akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas.

Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Ketika bakteri TB dihirup masuk ke paru-paru, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi paru-paru lokal (pneumonia). Kelenjar getah bening lokal yang terkait dengan paru-paru juga dapat menjadi terlibat dengan infeksi bakteri tuberkulosis dan biasanya diperbesar. Kelenjar getah bening hilus (kelenjar getah bening yang berdekatan dengan jantung di bagian tengah dada) juga sering terlibat infeksi tbc ini.
Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.
Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak anak yang masih rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia telah memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak anak yang disebut sebagai Imunisasi BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT dan campak, jadwalnya ada di Jadwal imunisasi

sebar_tbc.jpg2.3       MEKANISME PENYEBARAN TBC
Sumber penularan adalah penderita TB. Pada waktu batuk atau bersin penderita menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk Droplet. Droplet yang mengandung bakteri dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi apabila droplet  tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Jika bakteri TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan , bakteri TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran pernafasan, atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
2.4       GEJALA TBC
      Gejala tbc mungkin telah banyak kita temui di iklan layanan masyarakat, pamphlet, spanduk di pinggiran kota, dan media-media lainnya. Penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis ini memang memiliki gejala yang khas, meskipun tubuh mungkin terinfeksi bakteri yang menyebabkan tbc, namun sistem kekebalan tubuh biasanya dapat mencegah penyakit ini tanpa perlu pengobatan tbc lagi.
Untuk alasan ini, dokter membuat perbedaan antara:
Ø  Tbc Laten : Dalam kondisi ini, seseorang memiliki infeksi TB, tetapi bakteri tetap dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.
Ø  Tbc Aktif : Kondisi ini membuat penderita sakit dan dapat menyebar kepada orang lain. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi bakteri tbc, atau mungkin terjadi tahun kemudian. Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan kuman tbc tidak pernah mengembangkan gejala penyakit tbc aktif.
Gejala umum yang sering dirasakan adalah :
• Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
• Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari.
• Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
• Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
• Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
• Pada anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray.
Kadang-kadang pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah bening atau batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya menunjukan hasil positif maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC, meskipun tidak menunjukan gejala tetapp harus mendapatkan perawatan serius.
Penentuan tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti perlu dari pengkajian secara klinis, pemerikasaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen paru dan pemerisaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian kasus menunjukan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria.
Bakteria akan bertindak aktif dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru, sehingga menyebabkan anda mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk kering dapat menularkan penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi sebelum atau sesudah bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi akan menunjukan gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karna faktor penurunan gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh sirkulasi darah dalam tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya.
Tbc sangat sering menyerang paru-paru, itulah mengapa kita mengenal tbc paru (atau tb paru). Tanda dan gejala tbc paru-paru umumnya terdapat perbedaan antara lain batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, batuk darah, nyeri dada atau sakit ketika bernapas atau batuk.
Selain paru-paru, tbc juga dapat mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk ginjal, tulang belakang atau otak. Bila tbc terjadi di luar paru-paru, gejala tbc yang timbul bervariasi menurut organ yang terlibat. Sebagai contoh, tuberkulosis tulang belakang dapat memberikan nyeri punggung, dan gejala penyakit tbc pada ginjal Anda dapat menyebabkan darah dalam urin atau hematuri.
Temui dokter jika mengalami demam, penurunan berat badan, keringat malam atau batuk terus-menerus. Tanda-tanda ini merupakan peringatan akan penyakit sehingga mungkin diperlukan pengobatan tbc secara dini, bisa saja tanda tanda tersebut adalah gejala tbc. Dokter biasanya dapat melakukan tes untuk membantu menentukan penyebabnya.

2.5       DIAGNOSA
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Ø  Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Ø  Pemeriksaan fisik.
Ø  Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Ø  Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Ø  Rontgen dada (thorax photo).
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori atau gejala gejala yang erat hubungannya dengan organ pernafasan ( sedang gejala lokal lain sesuai akan sesuai dengan organ yang terlibat )
Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah. Bisa juga nyeri dada dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala yang disebut sebagai Gejala sistemis antara lain Demam , badan lemah yang disebut sebagai malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi semakin kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga pada kondisi yang gejalanya tidak jelas sehingga terkadang pasien baru mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saat medical check up

2.6       PENGOBATAN TBC
TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering digunakan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan dengan Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan. Faktor utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana sipenderita itu tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar si penderita.
Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6–12 bulan) berturut-turut tanpa putus serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut. Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk disembuhkan.

Dilakukannya pengobatan selama 6–9 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat. Walaupun gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Selain obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan yang sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
1. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali minum, setiap kali minum 15 – 30 pil.
2. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap harinya.
Pengobatan Tbc memakan waktu lebih lama dibandingkan mengobati infeksi bakteri jenis lain. Jika terinfeksi Tbc, penderita harus minum antibiotik setidaknya selama enam sampai sembilan bulan. Pengobatan penyakit tbc yang tepat dan lamanya pengobatan tergantung pada usia, kesehatan secara keseluruhan, resistensi obat, jenis tbc (laten atau aktif) dan lokasinya dalam tubuh.
Sistem kekebalan tubuh (pertahanan) dapat melawan infeksi dan menghentikan bakteri yang menyebar. Sistem kekebalan tubuh akhirnya dengan membentuk jaringan parut mengelilingi bakteri tbc dan mengisolasi seluruh tubuh. Tuberkulosis yang terjadi setelah paparan awal bakteri sering disebut Tbc primer. Jika tubuh mampu membentuk jaringan parut (fibrosis) di sekitar bakteri TB, maka infeksi terkandung dalam keadaan tidak aktif. Individu seperti biasanya tidak memiliki gejala tbc dan tidak dapat menyebar TB kepada orang lain.
2.6.1 Efek Samping Pengobatan TBC
Efek samping pengobatan penyakit tbc tidak umum tapi bisa serius ketika terjadi. Semua obat TB dapat sangat beracun untuk hati penderita apalagi gejala tbc juga disertai dengan komplikasi hati (ingat bahwa hati berfungsi menetralisir racun dalam tubuh). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa perlu rujukan atau resep dokter untuk mengkonsumsi obat-obat tersebut. Efek samping yang umum ditimbulkan antara lain mual, muntah, kehilangan nafsu makan, warna kuning pada kulit (jaundice/ikterus), urine menjadi gelap, demam yang berlangsung tiga hari atau lebih dan tidak memiliki penyebab yang jelas.
Setelah beberapa minggu penderita yang terinfeksi tidak akan menular mungkin mulai merasa lebih baik. Penting bahwa menyelesaikan pengobatan tbc secara konsisten, terapi dan konsumsi obat persis seperti diresepkan oleh dokter. Menghentikan pengobatan terlalu dini atau melewatkan dosis bisa membiarkan bakteri yang masih hidup untuk menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke infeksi yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk diobati. Untuk membantu orang tetap konsisten, terapi pengobatan tbc yang diawasi secara langsung kadang-kadang dianjurkan. Dalam pendekatan ini, seorang pekerja perawatan kesehatan mengelola obat penderita.

2.7       PENCEGAHAN TBC
Pencegahan tbc terkadang menjadi langkah yang dilupakan oleh sebagian orang. Jika seseorang memiliki tes positif untuk infeksi laten tbc, dokter mungkin menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk mengurangi resiko terkena tbc aktif. Satu-satunya jenis tbc yang menular adalah varietas aktif, saat itu mempengaruhi paru-paru. Jadi, jika dapat mencegah TBC laten dari menjadi aktif, penderita tersebut tidak akan mengirimkan tbc ke orang lain.
Pencegahan TBC Dengan Melindungi Diri dan Orang lain
Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi.


Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit tbc kepada teman dan keluarga dari infeksi bakteri:
1.             Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc aktif.
2.             Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar.
3.             Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan tb secara efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat

Selain pencegahan tbc, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat baik untuk melawan infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah langkah yang paling penting yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari tbc. Bila penderita menghentikan pengobatan dini atau melewatkan dosis, bakteri tbc memiliki kesempatan untuk mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup bahkan jika diberi obat tbc yang paling kuat sekalipun. Strain yang resistan terhadap obat yang dihasilkan jauh lebih mematikan dan sulit diobati.
Di negara-negara di mana TB yang lebih umum, bayi divaksinasi dalam upaya pencegahan tbc berat pada anak. Vaksin BCG tidak direkomendasikan untuk penggunaan umum karena tidak sangat efektif pada orang dewasa dan hal itu menyebabkan hasil positif palsu pada tes kulit.






Rounded Rectangle: Indonesia Urutan Ketiga Penyebaran TBC
Minggu, 1 April 2007 09:02 WIB

Banda Aceh (ANTARA News) - Indonesia kini menempati peringkat ketiga di dunia dalam jumlah penderita penyakit mycobacterium tuberculosis (TB) setelah China dan India.

 	"Indonesia kini menjadi negara ketiga terbesar penyebaran penyakit tuberculosis atau paru-paru di dunia, serta telah merenggut jiwa ratusan ribu penduduk tiap tahunnya," kata dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), dr M Andalas, di sela-sela seminar Ilmiah kesehatan di Banda Aceh, Sabtu. 

 Menurut Andalas, penyakit paru-paru menjadi penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung pembuluh darah. Penyakit ini juga menular dan banyak merenggut korban jiwa di dunia.

 "Diperkirakan setiap harinya 4.400 orang di dunia meninggal karena penyakit paru-paru, sedangkan di Indonesia tiap tahunnya mencapai 140.000 jiwa," katanya. 

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada tahun 1990 sebanyak 2,5 juta dari 7,5 juta penderita TB di dunia meningal. 

 	Menurutnya, peningkatan penyebaran penyakit ini disebabkan banyaknya penderita yang gagal disembuhkan karena telah terinfeksi ganda spesies basil mikrobakteri (kuman). 

 "Penyebaran kuman yang berbeda dalam satu tubuh penderita TB akan sangat mudah, mengingat penyakit tersebut tergolong ke dalam penyakit menular yang mampu meningkatkan perkembangbiakan mikrobakteri," ujar Andalas.

 Kendala yang dihadapi dalam masyarakat saat ini ialah meraka masih beranggapan bahwa TB (paru-paru) sebagai penyakit biasa, dan dapat sembuh dengan sendiri tanpa harus menggunakan jasa pengobatan. 

 "Kami mengharapkan masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) berhati-hati dan mengatasi penyebaran TB, mengingat penyakit menular ini yang paling banyak merenggut korban jiwa di seluruh penjuru dunia," katanya. (*)

2.8       SEKILAS INFO TENTANG TBC


BAB III
PENUTUPAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik lagi.



















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://my.opera.com/chanlightz/blog/2010/07/13/bakteri-tahan-asam
http://turunberatbadan.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" \d
http://www.antaranews.com/view/?i=1175392957&c=NAS&s=




Tidak ada komentar:

Posting Komentar