BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis
atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Seperti
halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC juga melalui udara. Penyakit
tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak segera dilakukan penanganan. Di
Indonesia, penanganan sejak dini sudah dilakukan dengan memberikan paket
imunisasi BCG pada balita. Namun demikian, belum sepenuhnya Indonesia 100%
terbebas dari penyakit ini.
Kebanyakan
masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan mengenal penyakit
ini. Dengan gejala awal batuk yang kemudian disertai dengan demam,
kadang-kadang masyarakat masih mengangap itu hanya penyakit biasa dan tidak mau
melakukan pemeriksaan secara lebih intensif untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang gejala yang dirasakannya. Dan ketika batuk tidak berhenti selama 2
minggu dan keadaan semakin parah yang kadang-kadang batuk yang disertai dengan
darah, yang menandakan penyakit sudah parah barulah melakukan pemeriksaan dan
pengobatan.
Mycobacterium
Tuberculosis adalah bakteri penyebab dari penyakit TBC, kuman ini berbentuk
batang yang mengelompok atau disebut berkoloni. Kuman ini paling sering
menyerang organ pernafasan atau paru-paru, walaupun masih bisa menyerang organ
tubuh yang lain. Infeksi primer dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki
kekebalan terhadap basil ini. Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah
singkatan dari tubercles bacillus. Jadi antara TBC dan TB adalah penyakit yang
sama.
Dengan
penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari organ
pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau hembusan
udara yang melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang bertebaran di udara akan
terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui pernafasan dan masuk kedalam
paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe paru. Dari limfe inilah menyebar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain
menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ tubuh yang
lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf pusat,
sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang menimbulkan
gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung dari bagian mana
yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang bagian tulang belakang
maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada bagian tulang belakang. Dan
apabila bakteria menyerang bagian organ ginjal maka, penderita mungkin akan
mengalami masalah kencing darah.
Manusia
mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan bakteria ini, sistem imunitas
akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari mulai terjangkit
Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan dihasilkan untuk melawan
bakteria dan “ membungkusnya”. Jika bakteri ini mati, berarti kita akan
terbebas sepenuhnya dari masalah TBC. Tetapi jika tidak, maka ia akan menjadi
tidak aktif dan akan berada dalam tubuh selama beberapa tahun. Dalam hal ini
anda dikategorikan terjangkit TBC tetapi tidak mengalami masalah dan tidak
menulari orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Tbc atau penyakit tuberkulosis merupakan
penyakit yang sampai saat ini tingkat prevalensinya masih tinggi di berbagai
Negara. Pengertian Tbc adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang nama ilmiah adalah Mycobacterium
tuberculosis. Ini pertama kali diisolasi pada tahun 1882 oleh seorang
dokter Jerman bernama Robert Koch yang menerima Hadiah Nobel untuk penemuan
ini. Perlu menjadi catatan bahwa singkatan yang tepat untuk tuberkulosis
adalah tb, namun masyarakat awam di Indonesia telah lama mengenalnya
dengan sebutan tbc. Tbc paling umum
mempengaruhi paru-paru tetapi juga dapat melibatkan hampir semua organ tubuh.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu saja tbc dapat diobati dengan sukses
dengan antibiotik.
Ada juga kelompok organisme
disebut tuberkulosis sebagai atipikal.
Ini melibatkan jenis bakteri yang dalam keluarga Mycobacterium. Seringkali,
organisme ini tidak menyebabkan penyakit dan disebut sebagai
"penjajah" karena mereka hanya hidup bersama bakteri lain dalam tubuh
kita tanpa menyebabkan kerusakan. Pada saat, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi
yang kadang klinis seperti tbc khas. Ketika terjadi infeksi mikobakteri
atipikal, mereka sering sangat sulit untuk sembuh. Seringkali, obat terapi
untuk organisme ini harus diberikan selama satu setengah sampai dua tahun dan
membutuhkan beberapa obat.
Mycobacterium
tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob
obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih.
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen
yang berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra.
Mycobacterium avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik
lain yang sering menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada
orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang
menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal.
Mycobacterium tuberculosis, pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch tahun 1882, termasuk Ordo Actinomycetales Familia Mycobacteriaceae, Genus
Mycobacterium dan mempunyai banyak spesies. Penyakit yang ditularkan oleh basil
tersebut dikenal dengan sebutan TBC atau Tb-paru. Kuman TBC masuk ke paru-paru
melalui pernafasan (aerosol) (Girsang, 2002).
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode
pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan
Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan
alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika
diamati dibawah mikroskop tampak berwarna merah dengan warna dasar biru muda.
Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara lain banyak yang merupakan
saprofit.
Bakteri-bakteri dari genus Mycobacterium dan spesies-spesies
tertentu dari genus Nocardia mengandung sejumlah besar zat lipoid (berlemak) di
dalam dinding-dinding selnya. Hal ini mengakibatkan dinding sel tersebut
relatif tidak permeable terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel-sel
bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode-metode pewarna biasa. Kedua genus
tersebut mengandung spesies-spesies yang patogenik bagi manusia. Bakteri yang
paling dikenal diantaranya adalah M. tuberculosis, penyebab penyakit
tuberculosis dan M. leprae penyebab penyakit lepra. Menunjang diagnosis
penyakit-penyakit tersebut, bakteri penyebabnya harus dapat diisolasi dari
spesimen si sakit dan dibuat tampak serta mudah dibedakan dengan
bakteri-bakteri yang lain. Akibat sifat dinding selnya yang demikian itu maka
untuk memenuhi tujuan tersebut harus digunakan pewarna khusus (Hadioetomo,
1993).
Teknik pewarnaan khusus itu disebut juga pewarnaan tahan asam,
mula-mula dikembangkan oleh Paul Ehrlich pada tahun 1882 ketika meneliti
M.tuberculosis. Prosedur pewarnaan yang umum digunakan pada masa kini merupakan
hasil perbaikan teknik Ehrlich yang asli, yaitu pewarna Ziehl-Neelsen,
dinamakan menurut kedua orang peneliti yang mengembangkannya pada akhir
1800-an. Prosedur ini menggunakan pewarna utama dengan pemanasan, dan biru
metilena Loeffler sebagai pewarna tandingan. Modifikasi teknik ini yang
berkembang kemudian, perlakuan panas diganti dengan penggunaan pembasah (suatu
deterjen untuk mengurangi tegangan permukaan lemak) untuk menjamin penetrasi,
pewarna yang mengandung bahan pembasah ini disebut pewarna Kinyoun (Hadioetomo,
1993).
Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti
mikobakteri menahan zat warna tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan
sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam
etanol 95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang sangat intensif dan jangan
dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam prosedur
pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna
itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang dindingnya tidak
bersifat terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat
dengan mudah dipucatkan oleh alkohol-asam dan karenanya dikatakan tak tahan
asam. Tercucinya karbol fuksin dapat diperagakan oleh terserapnya pewarna
tandingan biru metilen oleh sel, sehingga bakteri tersebut tampak biru
(Hadioetomo, 1993).
Pewarnaan Ziehl Neelsen menurut Kurniawati 2005, larutan carbol
fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan, kemudian dipanaskan di
atas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering
selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu
kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.
Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada
sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3
menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai
menutupi seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci
dengan air mengalir.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang
berwarna merah dengan latar berwarna biru. Bakteri tahan asam akan
mempertahankan warna pertama yang diberikan. Hasil yang didapat adalah
terdapatnya bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis memiliki ciri khas yaitu dalam
jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira
0,4x3 µm. Perbenihan buatan, terlihat bentuk kokus dan filamen. Mikobakteria
tidak dapat diklasifikasikan sebagai Gram positif atau Gram negatif. Sekali
diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan
alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh
sifat tahan asam misalnya 95% etil alkohol yang mengandung 3% asam hidroklorida
(asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna bakteri kecuali
mikobakteria. Sifat tahan asam ini tergantung pada integritas struktur selubung
berlilin. Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi
bakteri tahan asam. Dahak atau irisan jaringan, mikobakteria dapat diperhatikan
karena memberi fluoresensi kuning-jingga setelah diwarnai dengan zat warna
fluorokrom (misalnya auramin, rodamin) (Annonimous, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,
peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup (Dwidjoseputro, 1994). Zat warna adalah senyawa kimia berupa
garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan
positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk
membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan
warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri
(Sutedjo, 1991).
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan 3 spesimen sputum Sewaktu
Pagi Sewaktu (SPS). Pelaksanaan pengumpulan sputum SPS yaitu :
1. S
(sewaktu), sputum dikumpulkan pada saat suspek TB datang pertama kali. Saat
pulang suspek membawa sebuah pot sputum untuk sputum hari kedua.
2. P (pagi),
sputum dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua segera setelah bangun tidur.
3. S
(sewaktu), sputum dikumpulkan di UPK pada hari kedua saat menyerahkan sputum
pagi.
Sediaan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali
dengan meneteskan minyak emersi tanpa menyentuh sediaan untuk mencegah transfer
BTA antar sediaan. Pelaporan jumlah BTA sesuai dengan skala IUATLD
(International Union Againts Tuberculosis and Lung Diseases) yaitu :
• Negatif (-), tidak ada BTA dalam 100 lapangan pandang.
• Meragukan (ditulis jumlah kuman yang ditemukan), 1-9 BTA dalam
100 lapangan pandang.
• Positif 1 (+), 10 – 99 BTA dalam 100 lapangan pandang
• Positif 2 (++), 1-10 dalam 1 lapangan pandang minimal dibaca 50
lapang pandang.
• Positif 3 (+++), >10 BTA dalam 1 lapangan pandang minimal
dibaca 20 lapang pandang (Saad, 2005).
Biakan perbenihan untuk biakan primer mikobakteria sebaiknya
meliputi perbenihan nonselektif dan perbenihan selektif. Perbenihan selektif
mengandung antibiotik untuk mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri dan jamur.
Terdapat tiga formulasi umum yang dapat dipergunakan untuk perbenihan selektif
maupun nonselektif (Annonimous, 2008).
Sifat-sifat pertumbuhan mikobakteria adalah aerob obligat dan
mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Kenaikan
tekanan CO2 meningkatkan pertumbuhan. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan
laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain. Waktu
penggandaan basil tuberkel adalah sekitar 12 jam. Bentuk saprofit cenderung
tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan
lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang patogen
(Annonimous, 2008).
Reaksi terhadap faktor fisik dan kimia mikobakteria cenderung
lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat
hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Zat-zat warna
(misalnya hijau malakit) atau antibiotika (misalnya pinisilin) yang bersifat
bakteriostatik terhadap bakteri lain dapat dimasukkan ke dalam perbenihan tanpa
menghambat pertumbuhan basil tuberkel. Asam dan basa memungkinkan sebagian
basil tuberkel yang terkena tetap hidup, sifat ini dipergunakan untuk
memekatkan bahan pemeriksaan dari klinik dengan membunuh sebagian organisme
lain yang mengkontaminasi. Basil tuberkel cukup resisten terhadap pengeringan
dan dapat hidup lama dalam dahak yang kering (Annonimous, 2008).
Berikut ini adalah prosedur dan langkah-langkah meneliti bakteri
tahan asam:
A.
Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Bakteri Tahan Asam (BTA)
adalah pipet tetes, mikroskop, objek glass, jarum ose dan pembakar spirtus.
Bahan yang digunakan adalah sputum (dahak), alkohol asam 3%, carbol fuchsin
0,3%, aquades dan methylen blue.
B.
Metode
1.
Preparat dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu
dengan membersihkan kotoran dengan alkohol pada objek glass lalu sputum
diletakkan di atasnya dengan menggunakan jarum ose (dalam keadaan aseptis)
setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian
difiksasi.
2.
Objek glass yang kering ditetesi carbol fuchsin 0,3% dan
dipanaskan selama 5 menit tetapi jangan sampai mendidih.
3.
Cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
4.
Tetesi dengan alkohol asam 3%, lalu cuci dengan aquades
mengalir dan dikeringkan.
5.
Tetesi dengan methylen blue, didiamkan selama 20 – 30 detik
kemudian dicuci dengan menggunakan aquades mengalir, keringkan dan amati
dibawah mikroskop.
C.
Skema Kerja
2.2 PENULARAN TBC
Sumber penularan adalah penderita TB yang dahaknya mengandung
kuman TB hidup (BTA positif). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan
melalui udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara berupa
partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita
saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman
ini (berukuran diameter 1-5 µm) akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan
infeksi di saluran napas.
Penularan penyakit
ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau
batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak sering
mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di
fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar
rumah. Ketika
bakteri TB dihirup masuk ke paru-paru, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan
infeksi paru-paru lokal (pneumonia). Kelenjar getah bening lokal yang terkait
dengan paru-paru juga dapat menjadi terlibat dengan infeksi bakteri
tuberkulosis dan biasanya diperbesar. Kelenjar getah bening hilus (kelenjar
getah bening yang berdekatan dengan jantung di bagian tengah
dada) juga sering terlibat infeksi tbc ini.
Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya
terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain
agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat
dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau
tissue.
Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak anak
yang masih rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia telah
memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak anak yang disebut sebagai Imunisasi
BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal beserta dengan
4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT dan campak,
jadwalnya ada di Jadwal imunisasi
2.3 MEKANISME
PENYEBARAN TBC
Sumber
penularan adalah penderita TB. Pada waktu batuk atau bersin penderita
menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk Droplet. Droplet yang mengandung
bakteri dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang
dapat terinfeksi apabila droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Jika bakteri TB masuk
kedalam tubuh manusia melalui pernafasan , bakteri TB tersebut dapat menyebar
dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran pernafasan, atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.
2.4 GEJALA TBC
Gejala
tbc mungkin telah banyak kita temui di iklan layanan masyarakat, pamphlet,
spanduk di pinggiran kota, dan media-media lainnya. Penyakit yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis ini memang memiliki gejala yang khas, meskipun tubuh
mungkin terinfeksi bakteri yang menyebabkan tbc, namun sistem kekebalan tubuh
biasanya dapat mencegah penyakit ini tanpa perlu pengobatan tbc lagi.
Untuk
alasan ini, dokter membuat perbedaan antara:
Ø Tbc Laten : Dalam
kondisi ini, seseorang memiliki infeksi TB, tetapi bakteri tetap dalam tubuh
dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.
Ø Tbc Aktif : Kondisi
ini membuat penderita sakit dan dapat menyebar kepada orang lain. Hal ini dapat
terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi bakteri tbc, atau mungkin
terjadi tahun kemudian. Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan kuman tbc tidak
pernah mengembangkan gejala penyakit tbc aktif.
Gejala
umum yang sering dirasakan adalah :
• Batuk lama lebih dari 30 hari
yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk
darah.
• Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari.
• Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
• Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
• Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
• Pada anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray.
• Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari.
• Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
• Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
• Adanya pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
• Pada anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray.
Kadang-kadang
pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah bening atau
batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya menunjukan hasil
positif maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC, meskipun tidak
menunjukan gejala tetapp harus mendapatkan perawatan serius.
Penentuan
tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti perlu dari
pengkajian secara klinis, pemerikasaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen
paru dan pemerisaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian kasus
menunjukan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria.
Bakteria
akan bertindak aktif dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru, sehingga
menyebabkan anda mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk kering
dapat menularkan penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi
sebelum atau sesudah bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi
akan menunjukan gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karna
faktor penurunan gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh
sirkulasi darah dalam tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga
berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya.
Tbc
sangat sering menyerang paru-paru, itulah mengapa kita mengenal tbc paru (atau
tb paru). Tanda dan gejala tbc paru-paru umumnya terdapat perbedaan antara lain
batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, batuk darah, nyeri dada atau
sakit ketika bernapas atau batuk.
Selain
paru-paru, tbc juga dapat mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk
ginjal, tulang belakang atau otak. Bila tbc terjadi di luar paru-paru, gejala
tbc yang timbul bervariasi menurut organ yang terlibat. Sebagai contoh,
tuberkulosis tulang belakang dapat memberikan nyeri punggung, dan gejala
penyakit tbc pada ginjal Anda dapat menyebabkan darah dalam urin atau hematuri.
Temui
dokter jika mengalami demam, penurunan berat badan, keringat malam atau batuk
terus-menerus. Tanda-tanda ini merupakan peringatan akan penyakit sehingga
mungkin diperlukan pengobatan tbc secara dini, bisa saja tanda tanda tersebut
adalah gejala tbc. Dokter biasanya dapat melakukan tes untuk membantu
menentukan penyebabnya.
2.5 DIAGNOSA
Apabila
dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Ø Anamnesa baik
terhadap pasien maupun keluarganya.
Ø Pemeriksaan fisik.
Ø Pemeriksaan
laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Ø Pemeriksaan patologi
anatomi (PA).
Ø Rontgen dada (thorax
photo).
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka
gejala lokal ialah gejala respiratori atau gejala gejala yang erat hubungannya
dengan organ pernafasan ( sedang gejala lokal lain sesuai akan sesuai dengan
organ yang terlibat )
Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk
bercampur darah. Bisa juga nyeri dada dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala
yang disebut sebagai Gejala sistemis antara lain Demam , badan lemah yang
disebut sebagai malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun
menjadi semakin kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak
ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga
pada kondisi yang gejalanya tidak jelas sehingga terkadang pasien baru
mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saat medical check up
2.6 PENGOBATAN
TBC
TBC bisa
diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk
sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda sangatlah diperlukan.
Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang diberikan
dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya segera sembuh.
Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah
kematian, dan kekambuhan.
Adapun
obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering digunakan adalah
Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan dengan Klavulanat.
Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan. Faktor utama dari
pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana sipenderita itu tinggal,
kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar si
penderita.
Dalam
proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan petunjuk dan
waktu yang telah ditentukan (6–12 bulan) berturut-turut tanpa putus serta
mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan yang
memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi dan
memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si
penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan
kuman-kuman yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut.
Dan apabila si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang
sudah hilang akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan
sulit untuk disembuhkan.
Dilakukannya
pengobatan selama 6–9 bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis memiliki daya
tahan yang sangat kuat hingga berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotik.
Kombinasi beberapa obat sangat diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC
yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat. Walaupun
gejala-gejala sudah hilang, namun pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas
waktu yang telah ditentukan.
Selain
obat rekomendasi dari dokter, ada juga obat tradisional yang bisa digunakan yang
sudah sejak dahulu digunakan yaitu :
1. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali minum, setiap kali minum 15 – 30 pil.
2. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap harinya.
1. Sambiloto (Andrographis paniculata) : Daun kering digiling ditambah madu secukupnya kemudian dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Satu hari dua kali minum, setiap kali minum 15 – 30 pil.
2. Tembelekan : Lantana camara : bunga kering 6 – 10 gram ditambah tiga gelas air lalu direbus hingga setengahnya. Gunakan untuk tiga kali minum setiap harinya.
Pengobatan Tbc memakan waktu lebih lama dibandingkan mengobati
infeksi bakteri jenis lain. Jika terinfeksi Tbc, penderita harus minum
antibiotik setidaknya selama enam sampai sembilan bulan. Pengobatan penyakit
tbc yang tepat dan lamanya pengobatan tergantung pada usia, kesehatan secara
keseluruhan, resistensi obat, jenis tbc (laten atau aktif) dan lokasinya dalam
tubuh.
Sistem kekebalan tubuh (pertahanan) dapat melawan infeksi dan
menghentikan bakteri yang menyebar. Sistem kekebalan tubuh akhirnya dengan
membentuk jaringan parut mengelilingi bakteri tbc dan mengisolasi seluruh
tubuh. Tuberkulosis yang terjadi setelah paparan awal bakteri sering disebut
Tbc primer. Jika tubuh mampu membentuk jaringan parut (fibrosis) di sekitar
bakteri TB, maka infeksi terkandung dalam keadaan tidak aktif. Individu seperti
biasanya tidak memiliki gejala tbc dan tidak dapat menyebar TB kepada orang
lain.
2.6.1 Efek Samping Pengobatan TBC
Efek samping pengobatan penyakit tbc tidak umum tapi bisa serius
ketika terjadi. Semua obat TB dapat sangat beracun untuk hati penderita apalagi
gejala tbc juga disertai dengan komplikasi hati (ingat bahwa hati berfungsi
menetralisir racun dalam tubuh). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa perlu
rujukan atau resep dokter untuk mengkonsumsi obat-obat tersebut. Efek samping
yang umum ditimbulkan antara lain mual, muntah, kehilangan nafsu makan, warna
kuning pada kulit (jaundice/ikterus), urine menjadi gelap, demam yang
berlangsung tiga hari atau lebih dan tidak memiliki penyebab yang jelas.
Setelah beberapa minggu penderita yang terinfeksi tidak akan
menular mungkin mulai merasa lebih baik. Penting bahwa menyelesaikan pengobatan
tbc secara konsisten, terapi dan konsumsi obat persis seperti diresepkan oleh
dokter. Menghentikan pengobatan terlalu dini atau melewatkan dosis bisa
membiarkan bakteri yang masih hidup untuk menjadi resisten terhadap
obat-obatan, yang mengarah ke infeksi yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk
diobati. Untuk membantu orang tetap konsisten, terapi pengobatan tbc yang
diawasi secara langsung kadang-kadang dianjurkan. Dalam pendekatan ini, seorang
pekerja perawatan kesehatan mengelola obat penderita.
2.7 PENCEGAHAN TBC
Pencegahan
tbc terkadang menjadi langkah yang dilupakan oleh sebagian orang. Jika
seseorang memiliki tes positif untuk infeksi laten tbc, dokter mungkin
menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk mengurangi resiko terkena tbc aktif.
Satu-satunya jenis tbc yang menular adalah varietas aktif, saat itu
mempengaruhi paru-paru. Jadi, jika dapat mencegah TBC laten dari menjadi aktif,
penderita tersebut tidak akan mengirimkan tbc ke orang lain.
Pencegahan TBC Dengan
Melindungi Diri dan Orang lain
Jika
seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat adalah menjaga
kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu beberapa minggu
pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi.
Ikuti
tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit tbc kepada teman dan
keluarga dari infeksi bakteri:
1.
Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur
di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc
aktif.
2.
Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam
ruang tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih
kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan
luar.
3.
Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup
mulut kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan tb secara
efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat
Selain
pencegahan tbc, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat baik untuk melawan
infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah langkah yang paling penting
yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari tbc. Bila
penderita menghentikan pengobatan dini atau melewatkan dosis, bakteri tbc
memiliki kesempatan untuk mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka untuk
bertahan hidup bahkan jika diberi obat tbc yang paling kuat sekalipun. Strain
yang resistan terhadap obat yang dihasilkan jauh lebih mematikan dan sulit
diobati.
Di
negara-negara di mana TB yang lebih umum, bayi divaksinasi dalam upaya
pencegahan tbc berat pada anak. Vaksin BCG tidak direkomendasikan untuk
penggunaan umum karena tidak sangat efektif pada orang dewasa dan hal itu
menyebabkan hasil positif palsu pada tes kulit.
2.8 SEKILAS INFO TENTANG TBC
BAB III
PENUTUPAN
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar para pembaca
yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik lagi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://my.opera.com/chanlightz/blog/2010/07/13/bakteri-tahan-asam
http://turunberatbadan.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif"
\d
http://www.antaranews.com/view/?i=1175392957&c=NAS&s=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar