BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok sosial
adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Menurut
Robert Bierstedt,
kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya
organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari
diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor
utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat
dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam
dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak.
Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap
pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi
kelompok.
Norma
muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok.
Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif
(langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif
interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok,
perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial
adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Definisi
kelompok sosial
adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling berinteraksi
sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan dan rasa memiliki.
2.2 MACAM-MACAM
KELOMPOK SOSIAL
§
In
group adalah kelompok
social dimana individunya mengidentivikasikan dirinya
§
Out
group adalah kelompok
social yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in group
§
Kelompok primer (primary group) atau face to face group adalah kelompok social yang paling sederhana, anggotanya salinh
mnegenal dan ada kerjasama yang erat.
§
Kelompok sekunder (secondary group)
adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang.
§
Paguyuban
(gemein schaft) adalah bentuk kehidupan bersama
yang anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah dan
kekal, dasar hubungan rasa cinta dan ras persatuan.
§
Patembayan
(gesell schaft) adalah ikatan lahir yangt bersifat
pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek.
§
Formal
group adalah kelompok
yang punya aturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota untuk mengatur
hubungan antar sesama .
§
Informal
Group adalah tidak mempunyai struktur dan
organisasi
2.3 FAKTOR PEMBENTUK
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari
diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor
utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.
1. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis,
terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung
dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu
yang saling berinteraksi.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling
melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan
peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya
kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan
penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya
tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara
anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan
orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah
kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam
memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
2.4
TIPE-TIPE
KELOMPOK SOSIAL
Tipe-tipe
kelompok social di klasifikasikan dari berbagai
sudut
a. Besar
kecilnya jumlah anggota
b. Derajat
interaksi social
c. Kepentingn
dan wilayah
d. Berlangsungnya
suatu kepentingan
e. Derajat
organisasi
f. Kesadaran
akan jenis, hubungan social dan tujuan yang sama
2.5
SYARAT-SYARAT
KELOMPOK
§ Menurut
Robert K Merton
1. Memiliki
pola interaksi
2. Pihak
yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
3. Pihak
yang berinteraksi di definisikan orang laoin sebagi anggota kelompok
§ Menurut
Soerjono Soekarto
1. Adanya
kesadaran sebagi anggota kelompok yang
bersangkutan
2. Adanya
hubungan timbale bali antara anggota dengan anggota yang lainnya dalam kelompok tersebut
3. Adanya
factor pengikat yang dimiliki bersama misalnya kepebtibgan yang sama, tujuan
yang sama, ideology politik yang sama , dll.
4. Memiliki
struktur, kaidah, dan pola prilaku yang sama
5. Bersistem
dan berproses.
2.6 PEMBENTUKAN NORMA KELOMPOK
Perilaku
kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh
norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial
pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok
memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk
dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi
kelompok.
Norma muncul melalui
proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat
seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif
(langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif
interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok,
perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami
menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar
para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar