Sabtu, 09 Agustus 2014

KELOMPOK SOSIAL



BAB I
PENDAHULUAN

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Definisi kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan dan rasa memiliki.
2.2 MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL
§  In group adalah kelompok social dimana individunya mengidentivikasikan dirinya
§  Out group adalah kelompok social yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in group
§  Kelompok primer (primary group) atau face to face group adalah kelompok social yang paling sederhana, anggotanya salinh mnegenal dan ada kerjasama yang erat.
§  Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang.
§  Paguyuban (gemein schaft) adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah dan kekal, dasar hubungan rasa cinta dan ras persatuan.
§  Patembayan (gesell schaft) adalah ikatan lahir yangt bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek.

§  Formal group adalah kelompok yang punya aturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota untuk mengatur hubungan antar sesama .
§  Informal Group adalah tidak mempunyai struktur dan organisasi
Left Arrow: Sekolah merupakan salah satu contoh kelompok sosial

200px-Stofa_i_hradbraut 

2.3 FAKTOR PEMBENTUK

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

1.         Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

2.      Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
2.4  TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL
Tipe-tipe kelompok social di klasifikasikan dari berbagai sudut
a.       Besar kecilnya jumlah anggota
b.      Derajat interaksi social
c.       Kepentingn dan wilayah
d.      Berlangsungnya suatu kepentingan
e.       Derajat organisasi
f.       Kesadaran akan jenis, hubungan social dan tujuan yang sama
2.5    SYARAT-SYARAT KELOMPOK
§  Menurut Robert K Merton
1.      Memiliki pola interaksi
2.      Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
3.      Pihak yang berinteraksi di definisikan orang laoin sebagi anggota kelompok
§  Menurut Soerjono Soekarto
1.      Adanya kesadaran sebagi anggota kelompok yang bersangkutan
2.      Adanya hubungan timbale bali antara anggota dengan anggota yang lainnya dalam kelompok tersebut
3.      Adanya factor pengikat yang dimiliki bersama misalnya kepebtibgan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama , dll.
4.      Memiliki struktur, kaidah, dan pola prilaku yang sama
5.      Bersistem dan berproses.

2.6 PEMBENTUKAN NORMA KELOMPOK

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.







BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar