Sabtu, 09 Agustus 2014

MAKALAH ORGAN REPRODUKSI PRIA



BAB I
PENDAHULUAN

            Reproduksi dijadikan kegiatan organ kelamin pria dan wanita yang khusus, yaitu testis yang menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin wanita (ovum). Organ-organ ini menghasilkan hormone yang mempengaruhi sifat kelamin pria dan kelamin wanita. Produksi hormone ini dikendalikan oleh gonadotropik dari kelenjar hipofise.
            Penggabungan dua sel kelamin , yaitu satu sel laki-laki dan satu sel wanita, tetap berlangsung hidup umat manusia. Untuk memungkinkan terjadinya penggabungan sel-sel pengembangbiakan, maka diperlukan perlengkapan tertentu pada organ laki-laki dan wanita. Pelengkap pada organ laki-laki adalah epididimis dan vas deferens.
            Uretra berjalan melalui penis dan mempunyai dua fungsi yaitu pembuang urine dan mengeluarkan semen. Penis berisi jaringan erektil yang memungkinkan menjadi keras dan tegak.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1       ORGAN REPRODUKSI PRIA
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reprodusi dalam dan organ reproduksi luar.

2.1.1        ORGAN REPRODUKSI DALAM
Organ reproduksi dalam yaitu organ yang tidak tampak dari luar yang terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
1.    Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat dibagian tubuh sebelah kiri dan kanan yang dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobules testis. Testis juga menghasilkan hormone testosterone dan bekerja sebagai kelenjar endokrin. Hormon testosterone ini berfungsi untuk menetukan sifat-sifat kejantanan.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormone kelamin jantan yang disebut testoteron.

2.    Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
§  Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok didalam skrotum yang keluar dari testis yang berjumlah sepasang disebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Saluran ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktus eferen merupakan bagian dari kaput epididimis.
§  Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Panjang duktus deferens 40-50cm berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis , memanjang pada bagian akhir berbentuk kumpalan disebut ampula duktus deferens. Duktus ini terletak dalam osteum vesika semnali berlanjut sebagai duktus ejakulatorius yang menembus prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kntung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
§  Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
§  Uretra
Uretra merupakan sluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelami yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

3.    Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
§  Vesikula seminalis
Vasikulaseminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih yang menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan  bagi sperma.
§  Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih yang menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Kelenjar prostat yang kira-kira sebesar buah kenari, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus, yaitu: lobus posterior, lobus lateral, lobus anterior, dan lobus medial. Fungsinya menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma.
§  Kelenjar Cowper
Kelenjar cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra yang menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2.1.2        ORGAN REPRODUKSI LUAR
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1.        Penis
Penis terdiri  dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongium yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

2.        Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakankantung yang didalamnya berisi testis yang berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Diantara srotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggetarkan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Didalam srotum juga terdapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengetur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh.

2.1.3        SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian di simpan di epididimis.
            Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epiteliun germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Yang terdiri dari sejumlah sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogenium = tunggal).
            Spermatogenia tipe A membelah secara metosis menjadi spermatogenia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosis primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Dimana spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Yang  mengandunbg enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.  Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

















BAB III
GAMBAR
http://dahlanforum.files.wordpress.com/2009/08/reproduksi-pria.jpg3.1       ORGAN REPRODUKSI PRIA












https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgocpsWQXGhDx96moc1wdpNb_qZntSsfgFf7EG6md2jocstpukZPoqBROwBrBdUMModtdytg8T9Y7beW1W8AhagYVmJF51zIKurSWNDxkvOWEAOaklrFkWsEFCMHxIC0QZ6nQmD7pqs-NI/s320/gen-pria-copy.jpg
 








BAB IV
PENUTUPAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik lagi.












BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi, Hanum. 2010. Biologi Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.
ECG : Jakarta
Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia : Jakarta
nastyzf.blogspot.com/2011/06/gambar-sistem-reproduksi-pria.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar