BAB I
PENDAHULUAN
Reproduksi dijadikan kegiatan organ
kelamin pria dan wanita yang khusus, yaitu testis yang menghasilkan
spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin
wanita (ovum). Organ-organ ini menghasilkan hormone yang mempengaruhi sifat
kelamin pria dan kelamin wanita. Produksi hormone ini dikendalikan oleh
gonadotropik dari kelenjar hipofise.
Penggabungan dua sel kelamin , yaitu
satu sel laki-laki dan satu sel wanita, tetap berlangsung hidup umat manusia.
Untuk memungkinkan terjadinya penggabungan sel-sel pengembangbiakan, maka
diperlukan perlengkapan tertentu pada organ laki-laki dan wanita. Pelengkap
pada organ laki-laki adalah epididimis dan vas deferens.
Uretra berjalan melalui penis dan
mempunyai dua fungsi yaitu pembuang urine dan mengeluarkan semen. Penis berisi
jaringan erektil yang memungkinkan menjadi keras dan tegak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ORGAN
REPRODUKSI PRIA
Organ reproduksi
pria terdiri atas organ reprodusi dalam dan organ reproduksi luar.
2.1.1
ORGAN
REPRODUKSI DALAM
Organ reproduksi dalam yaitu organ
yang tidak tampak dari luar yang terdiri atas testis,
saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
1.
Testis
Testis (gonad
jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis
berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat dibagian tubuh sebelah
kiri dan kanan yang dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan
ikat dan otot polos. Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobules
testis. Testis juga menghasilkan hormone testosterone dan bekerja sebagai
kelenjar endokrin. Hormon testosterone ini berfungsi untuk menetukan
sifat-sifat kejantanan.
Fungsi testis secara umum merupakan
alat untuk memproduksi sperma dan hormone kelamin jantan yang disebut
testoteron.
2.
Saluran
pengeluaran
Saluran
pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
§ Epididimis
Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok didalam skrotum yang keluar dari testis yang berjumlah
sepasang disebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju
vas deferens.
Saluran
ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktus eferen merupakan
bagian dari kaput epididimis.
§ Vas deferens
Vas
deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Panjang
duktus deferens 40-50cm berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam
funikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis , memanjang pada bagian akhir
berbentuk kumpalan disebut ampula duktus deferens. Duktus ini terletak dalam
osteum vesika semnali berlanjut sebagai duktus ejakulatorius yang menembus
prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kntung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
§ Saluran Ejakulasi
Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra.
§ Uretra
Uretra
merupakan sluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelami yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.
3.
Kelenjar
Asesoris
Selama sperma
melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang
dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar
prostat dan kelenjar cowper.
§ Vesikula seminalis
Vasikulaseminalis
atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih yang menghasilkan zat makanan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma.
§ Kelenjar Prostat
Kelenjar
prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih yang menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid
yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Kelenjar prostat yang kira-kira
sebesar buah kenari, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus, yaitu: lobus posterior, lobus lateral, lobus
anterior, dan lobus medial. Fungsinya menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat
pada uretra dan vagma.
§ Kelenjar Cowper
Kelenjar
cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra yang menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
2.1.2
ORGAN
REPRODUKSI LUAR
Organ reproduksi
luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1.
Penis
Penis
terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons
korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan
spons korpus spongium yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2.
Skrotum
Skrotum (kantung
pelir) merupakankantung yang didalamnya berisi testis yang berjumlah sepasang,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Diantara srotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
Otot dartos berfungsi untuk menggetarkan skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur. Didalam srotum juga terdapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengetur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu
beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh.
2.1.3
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya
pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan
untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus
seminiferus yang kemudian di simpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun
dari jaringan ikat dan jaringan epiteliun germinal (jaringan epitelium benih)
yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Yang terdiri dari sejumlah sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogenium =
tunggal).
Spermatogenia tipe A membelah secara
metosis menjadi spermatogenia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah,
sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosis primer membelah secara
meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis membentuk empat buah spermatid. Dimana spermatid akan berdiferensiasi
menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk
seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi
sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma
terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Yang mengandunbg enzim hialuronidase dan
proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena
adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan
makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
BAB III
GAMBAR
BAB
IV
PENUTUPAN
Demikian yang dapat kami
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami
menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap agar
para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya dan kedepannya lebih baik lagi.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Marimbi, Hanum. 2010. Biologi Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 3.
ECG : Jakarta
Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia : Jakarta
nastyzf.blogspot.com/2011/06/gambar-sistem-reproduksi-pria.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar